Dindaa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adapun latar belakang dari pengerjaan laporan ini adalah untuk mendapatkan nilai Biologi yang baik dan memuaskan sehingga nilai tersebut dapat memperbaiki nilai di rapot demi kelulusan.

Serta membagi wawasan yang telah kami dapatkan baik dari sekolah ataupun luar sekolah kepada para pembaca sekalian sehingga dapat sama-sama mengetahui tentang Teknologi Rekayasa Reproduksi.

Sehingga para pembaca diharapkan dapat mengetahui lebih dalam tentang Teknologi Rekayasa Reproduksi.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui Arti dari masing-masing teknologi Rekayasa Reproduksi

1.2.2 Mengetahui Tujuan dilakukannya Rekayasa Reproduksi

1.2.3 Mengetahui Dampak dari masing-masing Teknologi Rekayasa Reproduksi

BAB II

ISI

2.1 Sejarah Bioteknologi
Pemanfaatan mikrob untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :


a. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M ) Dalam periode ini
telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ).


b. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M), Periode ini
ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
1) Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
2) Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikrob.
3) Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
4) Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
5) Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
6) Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
7) Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
8) Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
9) Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin
10) Tahun1953: penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .

c. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan).
Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.

2.2 Transgenetik

Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk mengkombinasikan gen yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga susunan gennya menjadi berubah. Gen yang telah direkayasa susunannya tersebut dapat menyebabkan suatu makhluk hidup menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu yang diinginkan kita.

Melalui rekayasa genetika manusia “menciptakan” tanaman, hewan dan mikroorganisme baru. Para ilmuwan telah berhasil mengungkapkan kode genetis yang menentukan sifat-sifat khusus semua makhluk hidup dan kini telah mampu mengkombinasikan gen-gen yang kalau secara alami, tidak akan pernah berkombinasi.

Perubahan genetis bukan sesuatu yang baru, karena secara alami dapat terjadi melalui peristiwa yang disebut mutasi.

Teknik yang paling dikenal untuk mengubah makhluk hidup secara genetic adalah DNA rekombinan (rDNA). DNA adalah singkatan dari Deoksiribonukleat Acid, suatu molekul yang mengkoda intruksi biologis.

Pada tahun 1978 beberapa ahli seperti Werner Arber, Hamilton Smith, dan Daniel mendapatkan hadiah nobel untuk penemuannya tentang Endonuklease restriksi, yaitu enzim yang dapat memotong DNA. Paul Berg untuk hybrid SU-40-I (Simin Virus-40 bakteriofage I) dalam teknik DNA rekombinan.

Dengan enzim tersebut, kini manusia dapat memotong-motong dan mengeluarkan gen dari tempatnya pada kromosom, dan memindahkannya ke sel individu lain atau jenis makhluk lain, dan dapat bekerja normal dalam tubuh penerima atau yang mengalami rekayasa itu.

Perlengkapan yang diperlukan untuk rekayasa genetika adalah :

(1) enzim pemotong gen yaitu Endonuklease retriksi,

(2) enzim penyambung gen yang dikehendaki yaitu Ligase,

(3) vektor yang membawa gen yang akan disisipi/dititipkan dapat berupa plasmid bakteri (gen diluar kromosom bakteri) atau virus, dan

(4) inang.

Adapun tahap-tahap rekayasa genetika adalah sebagai berikut :

(1) mendapatkan gen yang diinginkan (gen yang diinginkan dari suatu indifidu dipotong dengan enzim endonuklease restriksi),

(2) gen dengan enzim ligase,

(3) vektor yang sudah membawa gen titipan dimasukkan ke dalam inang,

(4) vektor dalam sel inang ditumbuhkan,

(5) isolasi produk dari inang,

(6) penyempurnaan produk.

2.3 Transgenik

Ada dua menu yang tak boleh terlupakan di meja orang Indonesia sehari-hari, terutama di Pulau Jawa, yakni tempe dan tahu. Tempe begitu lekat di piring makan masyarakat Indonesia. Saking lekatnya, banyak orang kelimpungan ketika beberapa waktu silam harga kedelai merangkak naik. Apalagi sebagian besar kedelai itu bukan hasil pertanian di tanah Ibu Pertiwi. http://image.tempointeraktif.com/?id=16381Padahal, negeri ini jelas-jelas menjadi pengimpor kedelai terbesar dari Negeri Abang Sam.

Menurut Kepala Bidang Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Ilyani S. Andang, sebagian besar produk kedelai yang diimpor Indonesia adalah produk transgenik. Ilyani mencatat bahwa 60 persen perdagangan pangan transgenik di dunia saat ini didominasi komoditas kedelai, sedangkan produk seperti jagung dan kapas secara berurutan sebesar 23 persen dan 11 persen. "Keamanan produk transgenik masih dipertanyakan," ujarnya saat menyajikan presentasi dalam Diskusi Polemik Transgenik di Sekretariat Lembaga Swadaya Masyarakat Satu Dunia, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Lalu apa itu produk transgenik? Ketua Program Studi S2 Bioteknologi Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dr Ir Dwi Andreas Santosa menjelaskan, produk transgenik adalah produk yang berasal dari organisme hasil rekayasa genetik. Produk tersebut bisa berupa pangan yang berasal dari tanaman transgenik atau enzim yang berasal dari mikroba transgenik.
Kemudian organisme transgenik adalah organisme yang telah disisipi gen yang berasal dari organisme lain. Misalnya tanaman kedelai Bt transgenik, yaitu tanaman kedelai yang melalui proses rekayasa genetik yang memiliki gen penghasil pestisida dari bakteri Bacillus thuringiensis. Menurut Andreas, dari hasil kajiannya pada 2001-2009, semua tempe dan tahu serta sebagian besar susu kedelai adalah produk transgenik.

Soal keamanannya, pria pembuat tebu transgenik PS-IPB 1 ini menyatakan masyarakat tidak perlu risau. Setiap produk transgenik, sebelum ditanam dalam skala komersial, seperti di Amerika, sudah lolos uji keamanan pangan. Artinya, produk tersebut aman untuk dikonsumsi manusia. Sepanjang yang dia tahu, seluruh produk transgenik yang dikonsumsi masyarakat sudah melalui proses uji keamanan pangan di negara produsennya. "Meski belum tahu juga jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan dalam jumlah banyak, " ujarnya dalam kesempatan terpisah.
Ilyani mengungkapkan, sebuah studi di Inggris menemukan bahwa pangan transgenik itu ternyata bisa menyebabkan manusia menjadi alergi. Dalam makalahnya, dia melihat produk transgenik juga bisa menyebabkan transfer penanda antibiotik dan efek potensial lain pada manusia yang tidak diketahui. Malah, dari beberapa literatur yang dia dapat, tercatat produk transgenik mengakibatkan kanker dan kematian pada tikus percobaan. "Belum lagi dampaknya pada lingkungan," perempuan berjilbab ini menjelaskan.

Masalah lain, produk transgenik belum pernah diuji keamanannya dan tidak diberi label oleh otoritas pengawas makanan di Indonesia. Karena itu, alumnus teknologi lingkungan Institut Teknologi Bandung ini mengimbau masyarakat memilih produk kedelai dalam negeri saja, dengan menilik banyaknya negara Eropa yang menolak hasil budidaya pangan transgenik. "Negara di Eropa dan Jepang telah memberi label produk transgenik," tutur Ilyani.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), seperti dikatakan Kepala Subdirektorat Pengawasan Penandaan dan Promosi Produk Terapeutik dan Produk Kesehatan Rumah Tangga BPOM Tuning Nina, belum memutuskan untuk berbuat apa pun. Pada intinya, menurut dia, sampai kini status keamanan produk tersebut belum jelas alias masih labil. "Ada pengkajiannya, namun sampai sejauh apa dan bagaimana, saya belum tahu. Tanyakan saja kepada yang menangani di BPOM," katanya.
Sesungguhnya badan tertinggi di Indonesia yang mengawasi dan mengatur tentang produk transgenik adalah Komisi Keamanan Hayati yang dibentuk oleh negara. Sayangnya, komisi tersebut hingga kini (usianya telah mencapai tiga tahun) belum juga disahkan presiden. Di dunia, ada dua lembaga internasional yang mengatur secara umum mengenai produk transgenik ini, yaitu World Health Organization dan Food and Agriculture Organization. Menurut Andreas, yang banyak mendalami isu-isu mengenai pangan transgenik, kedua lembaga internasional tersebut menganut konsep substantial equivalent. Artinya, pengujian dan pengaturan diserahkan kepada negara produsen masing-masing yang sesuai dengan standar ilmiah yang sudah disepakati.

Lebih dalam, temuan Yayasan Satu Dunia mencatat, pada 2000 sebanyak 90 organisasi masyarakat menggugat Badan Pangan dan Obat (FDA) Amerika Serikat karena badan itu menyembunyikan dokumen tentang efek samping serta kematian yang berkaitan dengan penggunaan hewan transgenik. Malah, menurut Firdaus Cahyadi, aktivis Yayasan Satu Dunia, ada upaya penghalusan istilah kata untuk mengganti istilah rekayasa genetik menjadi modifikasi. Sebab, istilah rekayasa terdengar kurang ramah dan menakutkan.

Di negara lain, seperti Austria, 1,2 juta orang mewakili 20 persen pemilih menandatangani petisi untuk melarang peredaran pangan hasil rekayasa genetik. Sementara itu, di Jerman, sebanyak 95 persen konsumen menolak makanan transgenik. Lantas bagaimana dengan Indonesia?
Sederet Kontroversi Produk Transgenik
1. Dampak terhadap kesehatan manusia: alergi, transfer penanda antibiotik, dan efek potensial yang tidak diketahui.
2. Dampak pada lingkungan: transfer gen yang tidak dikehendaki, penyerbukan silang, efek pada mikroba tanah, serta penyusutan keanekaragaman hayati flora dan fauna.
3. Pelanggaran nilai intrinsik organisme alami.
4. Melawan sistem alamiah karena mencampurkan gen berbagai spesies.
5. Dominasi produksi pangan dunia oleh beberapa perusahaan.

2.4 Kloning

Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan keturunan yang sama sifat baiknya dari segi hereditas maupun penampakannya.

Lahirnya Kloning Gen

Kira-kira satu abat yang lalu Gregor Mandel telah merumuskan aturan-aturan

untuk menerangkan pewarisan sifat-sifat biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat

diwariskan diatur oleh suatu faktor yang disebut gen, yaitu suatu partikel yang

berada di suatu di dalam sel tepatnya di dalam kromosom.

Gen menjadi dasar dalam pengembangan penelitian genetika meliputi

pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada kromosom.

Hasil penelitian telah berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material

genetik beserta strukturnya, kode-kode genetik serta proses transkripsi dan translasi

dapat dijabarkan.

Suatu penelitian yang merupakan revolusi dalam Biologi medern adalah

setelah munculnya metode teknologi DNA rekombinasi atau rekayasa genetika yang

inti prosesnya adalah kloning gen yaitu suatu prosedur untuk memperoleh replika

yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.

Langkah-langkah dasar Kloning Gen

Ada beberapa langkah dasar dalam Kloning Gen yaitu sebagai berikut :

1. Suatu frakmen DNA yang mengandung gen yang akan diklon diinsersikan

pada molekul DNA sirkular yang di sebut sektor untuk menghasilkan chimoera

atau molekul DNA rekombiner.

2. Vektor bertindak sebagai wahana yang membawa gen masuk kedalam sel

tuan rumah ( host ) yang biasanya berupa bakteri, walaaupun sel-sel

jenis lain dapat di gunakan.

3. Didalam sel host, vektor mengadakan replikasi menghasilkan banyak kopi

atau turunan yang identik, baik vektornya sendiri maupun gen yang

dibawanya.

4. Ketika sel host membelah, kopi molekul DNA rekombinasi diwariskan pada

progeni dan terjadi replikasi vektor selanjutnya.

5. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni atau

klonsel host yang identik

Tiap-tiap sel dalam klon mengandung satu kopi atau lebih molekul DNA

rekombinasi dengan demikian dikatakan bahwa gen yang dibawa oleh molekul

rekombinasi telah diklon.

Pengklonan Hormon Pertumbuhan Manusia

Produksi hormon pertumbuhan manusia dalam ‘E.coli’ menarik perhatian

orang pada beberapa prilaku rekayasa genetika. Hormon pertumbuhan manusia

(HGH= Human Growth Hormone) adalah suatu rantai polipeptida tunggal yang

mempunyai 191 asam amino dan diproduksi dalam kelenjar pituiteria (kelenjar pada

infundibulum otak). Seperti insulin, ia tidak terglirosilasi. Hormon pertumbuhan

mengendalikan pertumbuhan tubuh kita ; tubuh kecil orang kerdil disebabkan karena

kekurangan hormon pertumbuhan.

Dengan menggunakan kombinasi dari sintesis kimia DNA dan sintesis

enzimatik cDNA, telah diproduksi suatu rangkaian yang mengkode asam-asam amino

1-14 telah disintesis secara kimia.Langsung di depan kodon pertama, ditambahkan

suatu trio (triplet) basa (ATG) yang menspesifikasi asam amino metionin.Bila

permulaan dari gennya telah disintesis secara kimia untuk menjamin permulaan

yang tepat dari proteinnya, maka diperoleh suatu rangkaian DNA yang mengkode

sisa dari rantai polipeptida yaitu, residu asam amino 25-19,1 dengan membuat kopikopi

cDNA dari preparat-preparat nRNa darii sel-sel pituitaria manusia.

Kedua fragmen DNA ini kemudian dikonkan secara terpisah. Fragmenfragmen

DNAnya dimurnikan kembali dan disambung menjadi satu untuk

menghasilkan rangkaian DNA lengkap untuk horman pertumbuhan manusia mulai

dengan suatu prodon inisiator yaitu metionin, diikuti oleh rangkaian untuk 191 asam

amino dalam frotein masak, dan berakhai dengan sinyal untuk menghentikan

sintesisi frotein. Kemudian “gen”dimasukkan kedalam suatu fektor ekspresi dan

dimasukkan kedalam “ekoli” diaman diarahkan untuk membaut pertumbuhan

Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.Era manusia super mungkin bakal segera terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama persis, yang beda hanya generasinya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi.

Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal.Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika.

Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi kloning lainnya akan dilahirkan tahun ini, bahkan bayi kloning kedua akan lahir minggu ini.Clonaid berencana mengimplantasi 20 klon manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan bagaimana contoh kloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya.

Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, kedua prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul pada kloning binatang merupakan hasil dari prosedur khusus yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi binatang. Jadi bukan pada proses kloningnya.

“Kami orang-orang serius dan bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan,” katanya. Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran bayi kloning pertama ‘karya’ dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.

Pengklonan Hewan

Dolly, (5 Juli 199614 Februari 2003) seekor domba betina, adalah mamalia pertama yang berhasil dikloning dari sel dewasa. Dia "lahir" di Institut Roslin, Skotlandia dan tinggal di sana hingga kematiannya pada usia 6 tahun. Kelahirannya diumumkan pada 22 Februari 1997. Penelitian membeberkan bahwa ketika Dolly lahir, ternyata dia usianya sudah beberapa tahun, sama dengan usia donor sel yang diperolehnya.

2.5 Inseminasi Buatan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat besar. Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menggunakan rasa, karsa dan daya cipta yang dimiliki. Salah satu bidang iptek yang berkembang pesat dewasa ini adalah teknologi reproduksi. Teknologi reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu tentang perkembangbiakan yang menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan). Salah satu teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artificial insemination yang berarti memasukkan cairan semen (plasma semen) yang mengandung sel-sel kelamin pria (spermatozoa) yang diejakulasikan melalui penis pada waktu terjadi kopulasi atau penampungan semen.

Berdasarkan pengertian di atas, maka definisi tentang inseminasi buatan adalah memasukkan atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin wanita dengan menggunakan alat-alat buatan manusia dan bukan secara alami. Namun perkembangan lebih lanjut dari inseminasi buatan tidak hanya mencangkup memasukkan semen ke dalam saluran reproduksi wanita, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan sperma, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan, dan penentuan hasil inseminasi pada manusia dan hewan. Adapun tujuan dari inseminasi buatan adalah sebagai suatu cara untuk mendapatkan keturunan bagi pasutri yang belum mendapat keturunan.

Mengapa inseminasi buatan dilakukan?

Hadirnya seorang anak merupakan tanda dari cinta kasih pasangan suami istri, tetapi tidak semua pasangan dapat melakukan proses reproduksi secara normal. Sebagian kecil diantaranya memiliki berbagai kendala yang tidak memungkinkan mereka untuk memiliki keturunan.

Inseminasi buatan pertama kali dilakukan pada manusia dengan menggunakan sperma dari suami telah dilakukan secara intravagina pada tahun 1700 di Inggris. Sophia Kleegman dari Amerika Serikat adalah salah satu perintis yang menggunakan inseminasi buatan dengan sperma suami ataupun sperma donor untuk kasus infertilitas. Pada wanita kendala ini dapat berupa hipofungsi ovarium, gangguan pada saluran reproduksi dan rendahnya kadar progesterone. Sedangkan pada pria berupa abnormalitas spermatozoa kriptorkhid, azoospermia dan rendahnya kadar testosteron. Selain untuk memperoleh keturunan, faktor kesehatan juga merupakan fokus utama penerapan teknologi reproduksi. Sebagai contoh kasus:

Di Colorado Amerika Serikat pasangan Jack dan Lisa melakukan program inseminasi, bukan semata-mata untuk mendapatkan keturunan tetapi karena memerlukan donor bagi putrinya Molly yang berusia 6 tahun yang menderita penyakit fanconi anemia, yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencangkokan sumsum tulang dari saudara sekandung, tetapi masalahnya Molly anak tunggal. Yang dimaksud inseminasi disini diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit fanconi anemia agar dapat diambil darahnya sehingga diharapkan akan dapat merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.

Teknik Inseminasi

1. Teknik IUI (Intrauterine Insemination)

Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui leher rahim hingga ke lubang uterine (rahim).

2. Teknik DIPI (Direct Intraperitoneal Insemination)

Teknik DIPI telah dilakukan sejak awal tahun 1986. Teknik DIPI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan langsung ke peritoneal (rongga peritoneum).

Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut bivalve speculum, yaitu suatu alat yang berbentuk seperti selang dan mempunyai 2 cabang, dimana salah satu ujungnya sebagai tempat untuk memasukkan/menyalurkan sperma dan ujung yang lain dimasukkan ke dalam saluran leher rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI dimasukkan ke dalam peritoneal. Jumlah sperma yang disalurkan/diinjeksikan kurang lebih sebanyak 0,5–2 ml. Setelah inseminasi selesai dilakukan, orang yang mendapatkan perlakuan inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang selama 10–15 menit.

Sumber Sperma

Ada 2 jenis sumber sperma yaitu:

1. Dari sperma suami

Inseminasi yang menggunakan air mani suami hanya boleh dilakukan jika jumlah spermanya rendah atau suami mengidap suatu penyakit. Tingkat keberhasilan AIH hanya berkisar 10-20 %. Sebab-sebab utama kegagalan AIH adalah jumlah sperma suami kurang banyak atau bentuk dan pergerakannya tidak normal.

2. Sperma penderma

Inseminasi ini dilakukan jika suami tidak bisa memproduksi sperma atau azoospermia atau pihak suami mengidap penyakit kongenital yang dapat diwariskan kepada keturunannya. Penderma sperma harus melakukan tes kesehatan terlebih dahulu seperti tipe darah, golongan darah, latar belakang status physikologi, tes IQ, penyakit keturunan, dan bebas dari infeksi penyakit menular. Tingkat keberhasilan Inseminasi AID adalah 60-70 %.

Penyiapan sperma

Sperma dikumpulkan dengan cara marturbasi, kemudian dimasukkan ke dalam wadah steril setelah 2-4 hari tidak melakukan hubungan seksual. Setelah dicairkan dan dilakukan analisa awal sperma, teknik “Swim-up” standar atau “Gradient Percoll” digunakan untuk persiapan penggunaan larutan garam seimbang Earle atau Medi. Cult IVF medium, keduanya dilengkapi dengan serum albumin manusia. Dalam teknik Swim-up, sampel sperma disentrifugekan sebanyak 400 g selama 15 menit. Supernatannya dibuang, pellet dipisahkan dalam 2,5 ml medium, kemudian disentrifuge lagi. Sesudah memisahkan supernatannya, dengan hati-hati pellet dilapisi dengan medium dan diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37ยบ C. Sesudah diinkubasi, lapisan media yang berisi sperma motile dikumpulkan dengan hati-hati dan digunakan untuk inseminasi.Pada teknik Percoll, sperma dilapiskan pada Gradient Percoll yang berisi media Medi. Cult dan disentrifugekan sebanyak 500 g selama 20 menit. 90 % dari pellet kemudian dipisahkan dalam 6 ml media dan disentrifugekan lagi sebanyak 500 g selama 10 menit. Pellet sperma kemudian dipisahkan dalam 0,5 atau 1 ml medium dan digunakan untuk inseminasi.

Analisis Kualitas Sperma

Pemeriksaan Laboratorium Analisis Sperma dilakukan untuk mengetahui kualitas sperma, sehingga bisa diperoleh kualitas sperma yang benar-benar baik. Penetapan kualitas ekstern di dasarkan pada hasil evaluasi sampel yang sama yang dievaluasi di beberapa laboratorium, dengan tahapan-tahapan: Pengambilan sampel, Penilaian Makroskopik, Penialain Mikroskopis, Uji Biokimia, Uji Imunologi, Uji mikrobiologi, Otomatisasi, Prosedur ART, Simpan Beku Sperma.

Resiko Injeksi Sperma

Dalam pembuahan normal, antara 50.000-100.000 sel sperma, berlomba membuahi 1 sel telur. Dalam pembuahan normal, berlaku teori seleksi alamiah dari Charles Darwin, dimana sel yang paling kuat dan sehat adalah yang menang. Sementara dalam inseminasi buatan, sel sperma pemenang dipilih oleh dokter atau petugas labolatorium. Jadi bukan dengan sistem seleksi alamiah. Di bawah mikroskop, para petugas labolatorium dapat memisahkan mana sel sperma yang kelihatannya sehat dan tidak sehat. Akan tetapi, kerusakan genetika umumnya tidak kelihatan dari luar. Dengan cara itu, resiko kerusakan sel sperma yang secara genetik tidak sehat, menjadi cukup besar.

Belakangan ini, selain faktor sel sperma yang secara genetik tidak sehat, para ahli juga menduga prosedur inseminasi memainkan peranan yang menentukan. Kesalahan pada saat injeksi sperma, merupakan salah satu faktor kerusakan genetika. Secara alamiah, sperma yang sudah dilengkapi enzim bernama akrosom berfungsi sebagai pengebor lapisan pelindung sel telur. Dalam proses pembuahan secara alamiah, hanya kepala dan ekor sperma yang masuk ke dalam inti sel telur.

Sementara dalam proses inseminasi buatan, dengan injeksi sperma, enzim akrosom yang ada di bagian kepala sperma juga ikut masuk ke dalam sel telur. Selama enzim akrosom belum terurai, maka pembuahan akan terhambat. Selain itu prosedur injeksi sperma memiliko resiko melukai bagian dalam sel telur, yang berfungsi pada pembelahan sel dan pembagian kromosom.

Dampak Inseminasi Buatan

Keberhasilan inseminasi buatan tergantung tenaga ahli di labolatorium, walaupun prosedurnya sudah benar, bayi dari hasil inseminasi buatan dapat memiliki resiko cacat bawaan lebih besar daripada dibandingkan pada bayi normal. Penyebab dari munculnya cacat bawaan adalah kesalahan prosedur injeksi sperma ke dalam sel telur. Hal ini bisa terjadi karena satu sel sperma yang dipilih untuk digunakan pada inseminasi buatan belum tentu sehat, dengan cara ini resiko mendapatkan sel sperma yang secara genetik tidak sehat menjadi cukup besar. Cacat bawaan yang paling sering muncul antara lain bibir sumbing, down sindrom, terbukanya kanal tulang belakang, kegagalan jantung, ginjal, dan kelenjar pankreas.

Seperti diketahui kemampuan berpikir dan bernalar membuat manusia menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan itu kemudian digunakan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Akan tetapi, sering pula teknologi yang kita hasilkan itu memberikan efek samping yang memberikan dampak negatif. Oleh sebab itu ada beberapa orang yang pro dan kontra terhadap teknologi tersebut. Dari pendapat yang pro dan kontra, memunculkan masalah etis, diantaranya:

Bagaimana Inseminasi buatan dapat dibenarkan?


Inseminasi buatan dapat dibenarkan atau diijinkan bila dilakukan dengan alasan kesehatan dan pengobatan atau untuk meningkatkan nilai genetik, sehingga menghasilkan manusia yang lebih berkualitas. Dan yang lebih penting dilakukan oleh pasangan yang sah. Hal ini di kemukakan oleh sebagian pakar agama baik dari Islam, Kristen maupun Yahudi, karena dapat membantu pasangan suami istri yang tidak bisa memperoleh keturunan, jika kedua belah pihak setuju untuk melakukan inseminasi. Tetapi ada juga yang mempersoalkan tentang inseminasi buatan ini, bahwasanya anak yang diperoleh dengan cara inseminasi sebenarnya bukanlah anak dari dari suami istri itu sendiri, melainkan dari orang lain yang identitasnya biasanya disembunyikan. Karena itu juga muncul problem hukum tentang ayah yang benar dari anak tersebut dan problem physikologis dalam diri anak di kemudian hari bila ingin tahu tentang ayahnya yang sebenarnya. Selain itu persoalan tentang bagaimana cara mendapatkan sperma, apakah boleh digunakan masturbasi? Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk inseminasi buatan, ternyata juga menimbulkan masalah karena terlalu mahal, sekitar 11 juta. Apakah tidak lebih baik bila biaya tersebut digunakan untuk didermakan kepada panti asuhan sebelum mereka mengangkat seorang anak dari panti asuhan tersebut? Semua kembali pada diri anda masing-masing.


2.6 Bayi Tabung
Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwards dan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita.

Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami – istri dari pembuahan bakal anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan. Keterarahan perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi. Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran di bidang pro-kreasi manusia.

Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.
Ada kemungkinan bahwa benih dari suami – istri tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan – alasan lain. Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat besar. Suami – istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka pastilah sulit dipecahkan.

Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain lagi yang bisa muncul.

Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank – bank sperma. Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank – bank tersebut. Bahkan orang bisa menjual – belikan benih – benih itu dengan harga yang sangat mahal misalnya karena benih dari seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya dan memperdagangkannya seolah – olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non – komersial. Sementara itu bank – bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.

Masalah Orang Tua Anak Hasil Bayi Tabung atau Legaltas Bayi Tabung
Bayi yang benihnya berasal dari pasangan suami – istri namun dikandung dan dilahirkan oleh wanita sewaan dapat menimbulkan persoalan siapakah orang tua dari bayi itu. Bisa dikatakan bahwa bayi orang tua itu adalah pasangan yang memiliki benih tadi. Tetapi wanita sewaan juga telah menyumbangkan darah dan dagingnya selama mengandung bayi tersebut. Sudah pernah terjadi bahwa seorang wanita sewaan tidak mau mengembalikan bayi yang telah dikandung dan dilahirkannya. Orang tua bayi tersebut menuntut di pengadilan, namun hukum yang dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut belum dibuat.

Kalau benih diambil dari seorang donor, maka timbul persoalan juga tentang siapakah orang tua bayi itu. Secara biologis orang tua bayi itu adalah donor yang telah memberikan benihnya, tetapi secara legal, orang tua anak itu adalah orang tua yang menerima dan membesarkannya dalam keluarga. Mana yang disebut orang tua? Orangtua biologis atau orang tua legal. Sebelum ada teknik bayi tabung, maka orang tua biologis adalah orang tua legal. [qondio.com]

Kisah Bayi Tabung Pertama di Dunia
Tahun 1978 dunia digemparkan dengan berita keberhasilan proses bayi tabung. Program bayi tabung yang diprakarsai oleh Dr Robert Edwards dan Dr Partrick Steptoe telah berhasil dengan lahirnya bayi perempuan bernama Louise Brown yang merupakan bayi tabung pertama di dunia pada tanggal 25 Juli 1978 di rumah sakit Oldham General Hospital Inggris.

Bagaimana keadaan sang bayi tabung pertama sekarang? wah penasaran nih. Katanya dia hidup bahagia di Inggris, sudah menikah dan malah sudah punya seorang anak perempuan! Jangan takut ikut program bayi tabung, keturunan nyambung terus…

Setelah kejadian bayi tabung pertama ini banyak pasangan yang punya masalah kesuburan melirik untuk mengikuti program bayi tabung. Pada awalnya tingkat keberhasilan sekitar 4%, yang artinya dari 100 pasangan hanya 4 yang berhasil melahirkan bayi dengan proses bayi tabung. Dengan tekhnologi yang semakin maju tingkat keberhasilannya sekarang menjadi lebih baik sekitar 25%.

Di Indonesia, bayi tabung pertama bernama Nugroho Karyanto lahir pada tanggal 2 Mei 1988 di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita Jakarta oleh tim dokter yang dipimpin oleh Prof Dr dr Sudraji Sumapraja SpOG. [ bayi-tabung.com]

2.7 Kultur Jaringan

Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll. Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat cepat kembali menghijau dan harapan GNRHL dapat tercapai.

2.8 Dampak Bioteknologi

1. Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju.

2. Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan kesehatan manusia. Pengertian klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejak adanya rekayasa genetika yaitu Bioteknologi, segelintir orang merasa terbantu dengan adanya penemuan tersebut. Penemuan ini adalah penemuan yang berkembang sangat pesat dikalangan masyarakat modern. Banyak yang memanfaatkan penemuan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka (mendapatkan anak, dll). Tetapi, banyak juga kalangan masyarakat yang tidak menyetujui penemuan tersebut melainkan menentang setiap penemuan yang telah ada selama ini. Mereka menentang dengan cara membuat undang-undang yang mengatur mengenai Kesehatan. Ada pula yang menentang berdasarkan peraturan agama yang ada. Namun semua itu tidak mempengaruhi rekayasa genetika tersebut. Masih banyakyang melakukan hal ini guna memperoleh hasil yang mereka inginkan.

Teknologi rekayasa genetika dalam bentuk konservatif ini ternyata banyak juga kita temui dalam perkawinan silang agar mendapatkan bibit yang unggul. Penyilangan ini memang memakan waktu lama dan banyak proses yang harus dilalui, tetapi semua itu tetap dilakukan guna memperoleh hasil yang mereka inginkan dengan hasil yang memuaskan. Meskipun terkadang dalam rekayasa ini sifat-sifat yang tak kita inginkan menurun pada hasil penyilangan, malah menurun dan terdapat pada hasil penyilangan tersebut. Namun dengan rekayasa genetika dengan cara in vitro atau juga cloning, kita dapat melakukan penyilangan dalam waktu yang cepat.

Kesimpulannya, pro dan kontra yang ada di dunia saat ini hanyalah berdasarkan dugaan dan perasaan semata. Karena sampai saat ini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa penemuan ini tidak aman untuk dilakukan.

3.2 Saran

Kita harus menyelesaikan pro-kontra yang ada, sehingga tidak menjadi masalah yang berkepanjangan. Penyelesaiannya tentu saja tidak boleh hanya sepihak, tetapi harus dijelaskan duduk permasalahannya sehingga semua masalah yang ada dapat terselesaikan, jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Yaitu dengan membuktikan bahwa percobaan ini tidak berbahaya dan aman untuk dijalankan.

0 Responses

Posting Komentar